Tanggal posting, 28 June 2024
Pekerja menyeesakanpembatan pakaian di Industri rumahan Kawasan Jakarta, Selasa. Industri rumahan masih berjibaku dengan berbagai polemic yang memicu sepi pesanan. Kondisi ini membuat pemutusan hubungan kerja massal terus terjadi.
Sebelumnua, Industri rumahan bisa memproduksi sebanyak 3000 lusin celana anak-anak dalam setahun,kini anya bisa membuat 1000 lusin.
Hal ini berpengaruh dengan bahan yang digunakan terus mengalami kenaikan dan ongkos produksinya pun semakin tinggi.
Salah satu pekerja menjelaskan "Sekarang produksi pakaian anak-anakitu sulit, bahan yang kita gunakan naik terus sedangkan model (fashion) terus berkembang" terangnya saat berbincang dengan CNBC Indonesia.
Pantauan CNBC Indonesia dari beberapa mesin jahit hanya ada satu pekerja yang menyelesikan pembuatan celana anak-anak di ruangan tersebut. Menurut pemilik rumah produksi tersebut saat ini hanya mengerjakan pesanan pelanggan saja mulai dari celana pendek dan panjang ukuran anak-anak. "Saat ini produksi sedikit saja dan untuk pesanan pelanggan, paling hanya 100 pcs"tuturnya.
Seperti diketahui, home industry konveksi yang ada di Kawasan Jakarta rata-rata memperkerjakan 10 sampai 15 orang pekerja yang notabene juga pekerja berpendidikan rendah atau putus sekolah.
Selain mengeluhkan persoalan modal usaha, para penguasakonveksi pun mempersoalkan maraknya pakai-pakaian import bekas yang banyak beredar di pasaran, sehingga produk mereka kurang laku karena kalah bersaing dari pkaian import bekas tersebut.
TAGAR: #SuksesExpor #UMKM #umkmkopitu #goExpor #goGlobal #ukmnaikkelas #yoyokpitoyo #KOPITU #G20 #Viral
Facebook : https://www.facebook.com/kopitupusat
Grup Facebook : https://www.facebook.com/groups/656213288473045/
Twitter : https://twitter.com/KomiteKecil
Instagram : https://www.instagram.com/kopitu_/
Tik-Tok : https://www.tiktok.com/@kopitujaya2022
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/