Tanggal posting, 15 December 2023
Halmahera Utara - Keberadaan sinyal dan juga internet memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk segala aktivitasnya. Berkat teknologi tersebut, masyarakat bisa mencari segala bentuk informasi yang mereka butuhkan dengan sekali klik hingga berkomunikasi untuk menjaga tali silaturahmi.
Kemudahan telekomunikasi itulah yang juga ingin dirasakan oleh masyarakat yang berada di wilayah terluar dan juga pedalaman. Akses itu mungkin sangat sulit didapatkan karena belum adanya infrastruktur yang baik dan memadai.
Meski begitu, beberapa wilayah sudah mulai mendapatkan akses internet berkat program pemerintah yang ingin mengakselerasi pertumbuhan dan pemerataan pembangunan sosial ekonomi.
Salah satu cara untuk meratakan teknologi adalah lewat pembangunan Base Transceiver Station (BTS) yang berdiri di beberapa daerah. Salah satu BTS itu dapat dilihat di Desa Tutumaloleo, Kecamatan Galela Utara, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara.
Keberadaan BTS yang didirikan BAKTI bekerja sama dengan operator seluler itu langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar BTS. Salah satu warga yang memanfaatkannya adalah Husni Rajuna yang juga sebagai berprofesi sebagai pengusaha gula aren.
Husni yang dulunya adalah seorang driver transportasi lintas Kabupaten Halmahera Utara itu mengisahkan, ia memulai usahanya di tahun 2013. Saat itu, istrinya yang sudah lulus kuliah di Ternate memutuskan untuk pulang ke kampungnya yang berada di Desa Tutumaloleo.
"Jadi saya waktu itu punya istri kuliah di ternate, dan saya sebagai travel. Selesai istri saya wisuda, kita pulang kampung dan kita lihat situasi, karena itu memulai usaha gula aren kecil-kecilan," kata Husni kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.
Pada tahun 2013, Desa Tutumaloleo belum mendapatkan akses internet. Di masa itu, Husni mengaku kelimpungan karena harus membawa mobil ke Ternate maupun Sofifi yang berjarak kurang lebih 5 jam perjalanan menggunakan mobil.
Ia pun membawa 100-200 buah gula aren dengan menjualnya dari warung ke warung. Itu pun tidak semuanya langsung habis di hari yang sama. Belum lagi Husni harus mengeluarkan uang bensin yang cukup banyak untuk sampai ke daerah yang ia tuju.
"Kalau dulu belum ada internet, saya nekat saja jalan ke Ternate maupun Sofifi. Paling ya biaya produksinya jadi habis untuk bensin perjalanan ke sana (Ternate/Sofifi)," ujarnya.
Gayung bersambut, di tahun 2017 BAKTI membangun BTS yang bekerja sama dengan operator Indosat Ooredoo Hutchison. Keberadaan BTS itu pun membuat proses jual beli gula aren menjadi lebih nyaman dan mudah. Kini Husni hanya menunggu pesanan gula-gula aren yang ia jual hanya dari ponselnya.
"Dulu kita kalau jual gula itu kita cari-cari jaringan ke pantai. Tapi sekarang lebih gampang untuk jualan, karena orang tinggal telepon untuk pesan 'Halo, bisa kirim gula bang?' kurang lebih seperti itu mereka bilangnya," tutur Husni.
Karena akses internet dan sinyal itu juga, kini Husni bisa menjual 1.000-2.000 buah gula aren dengan harga jual kurang lebih Rp 15.000. Husni juga tak perlu lagi menyambangi warung ke warung hanya untuk berjualan gula aren.
"Biasanya ini dijual ke Ternate, ke Jailolo, di sana pun sudah ada pembeli tetapnya. Biasanya juga ada yang mesen via telepon, ada WA juga," ungkapnya.
Program BTS 4G BAKTI ini bertujuan mengatasi kesenjangan digital akibat rendahnya permintaan pasar terhadap akses telekomunikasi, sehingga penyelenggara seluler enggan membangun infrastruktur telekomunikasi seperti BTS di daerah-daerah tersebut.
Selain itu, pembangunan BTS di wilayah perbatasan juga dibutuhkan untuk menjaga kedaulatan negara karena wilayah tersebut merupakan beranda terdepan dan menjadi wilayah yang rentan potensi masalah sehingga perlu adanya dukungan kepada kemudahan akses informasi.
Tak hanya BTS, BAKTI Kominfo juga menjadikan Halmahera Utara sebagai titik interkoneksi Palapa Ring Paket Tengah. Titik interkoneksi tersebut terletak di Kecamatan Tobelo yang letaknya kurang lebih 2 jam dari Desa Tutumaloleo.
Staff Divisi Infrastruktur Backbone Direktorat Infrastruktur BAKTI, Hema Baizura menjelaskan Hema melanjutkan keberadaan titik interkoneksi yang ada di Tobelo pun dirasakan langsung oleh masyarakat yang berada di kota layanan. Mereka pun kini dapat mengakses internet dan berkomunikasi dengan lebih baik
"Mungkin karena sebelumnya itu operator belum masuk, jadi karena setelah adanya palapa ring dan operator hadir untuk menjembatani itu, masyarakat untuk akses internet dan komunikasi bisa lebih baik," tutur Hema.
Tak hanya untuk masyarakat di kota layanan, kehadiran titik interkoneksi di Tobelo juga dirasakan langsung bagi sektor-sektor layanan yang ada di Tobelo seperti pendidikan hingga kesehatan.
Untuk pendidikan, sudah banyak sekolah yang terbantu dengan kehadiran pembelajaran secara online. Ada juga sektor UMKM yang mulai berkembang dengan memanfaatkan e-commerce hingga kesehatan yang sudah memanfaatkan jaringan dari palapa ring tengah untuk mengirimkan laporan.
"Selain itu, pariwisata harapannya memang wilayah Tobelo ini dikenal lebih luas, baik di Indonesia, ataupun dunia," ujar Hema.
detikcom bersama Bakti Kominfo mengadakan program Tapal Batas mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, wisata, dan teknologi di wilayah 3T setelah adanya jaringan internet di beberapa wilayah terdepan Indonesia.
TAGAR: #SuksesExpor #UMKM #umkmkopitu #goExpor #goGlobal #ukmnaikkelas #yoyokpitoyo #KOPITU #G20 #Viral
Facebook : https://www.facebook.com/kopitupusat
Grup Facebook : https://www.facebook.com/groups/656213288473045/
Twitter : https://twitter.com/KomiteKecil
Instagram : https://www.instagram.com/kopitu_/
Tik-Tok : https://www.tiktok.com/@kopitujaya2022
Sumber berita : https://finance.detik.com/